“Meredakan tekanan inflasi dan prospek penurunan suku bunga serta melemahnya perekonomian telah memicu minat investor terhadap risiko,” tambahnya.
Para investor juga akan mencermati perkiraan pertama PDB AS kuartal keempat pada Kamis, menyusul pertemuan Bank Sentral Kanada dan Eropa, serta data output ekonomi Korea Selatan dan juga pembacaan awal survei Purchasing Managers Index (PMI) Eropa pada 2024.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, di AS, rilis data minggu lalu yang memperlihatkan inflasi (Consumer Price Index/CPI) melampaui ekspektasi dan rilis data terbaru yang memperlihatkan kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat memberi gambaran bahwa ekonomi AS masih sehat, meskipun suku bunga acuan berada di level tertinggi dalam dua dekade.
“Pasar tenaga kerja AS masih memperlihatkan ketahanan yang luar biasa di tengah kenaikan suku bunga secara agresif yang di mulai oleh bank sentral AS (Federal Reserve) hampir dua tahun lalu sehingga memperkuat argumentasi dari pejabat tinggi Federal Reserve belakangan ini bahwa mereka tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih ketat ini memicu investor untuk menentukan ulang arah dan ekspektasi penurunan suku bunga mereka, di tengah harapan bahwa kebijakan-kebijakan The Fed akan menciptakan soft landing bagi perekonomian AS.
(fad)