Ekspor diperkirakan turun karena tingginya permintaan dalam negeri baik untuk konsumsi maupun biofuel. Sedangkan pertumbuhan produksi diperkirakan hanya di level moderat, tidak sampai 5%.
“Sampai produksi pulih, maka harga akan terus naik,” ujar Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 65,49. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, perlu diperhatikan pula bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di 100. Sudah maksimal, sudah sangat jenuh beli (overbought).
Oleh sebab itu, sepertinya harga CPO akan mengalami koreksi sebagai bagian dari fase konsolidasi. Target support terdekat ada di MYR 3.866/ton, yang jika tertembus maka ada risiko turun lagi ke MYR 3.816/ton.
Harga CPO sudah menembus resisten MYR 3.929/ton, sehingga MYR 3.953/ton bisa menjadi target berikutnya. Jika tertembus lagi, maka MYR 3,976/ton akan menjadi resisten berikutnya.
(aji)