Logo Bloomberg Technoz

Asing Borong Rp7,66 T, Tapi Rupiah Masih Melemah Hingga 1,38%

Ruisa Khoiriyah
22 January 2024 07:30

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan kinerja buruk di tiga pekan pertama tahun yang baru. Tiga minggu berturut-turut rupiah mengakhiri pekan dengan terperosok melemah. 

Pelemahan rupiah berlangsung pekan lalu di kala para pemodal asing kembali mencetak posisi beli bersih di pasar keuangan setelah pekan sebelumnya mencatat net sell. 

Dalam penutupan perdagangan terakhir di pasar spot Jumat (19/1/2024), berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di posisi Rp15.615/US$, mencerminkan pelemahan 1,38% dibandingkan posisi terakhir 2023 dan menjadi pekan ketiga di mana rupiah ditutup melemah.

Penguatan dolar AS di awal tahun menjadi penyebab utama mengapa performa rupiah memburuk beberapa pekan terakhir. Pelaku pasar global terus mengurangi ekspektasi kapan tepatnya Federal Reserve (The Fed) akan memulai pivot kebijakan atau penurunan bunga tahun ini. 

Data perekonomian AS yang dilansir berikut beberapa pernyataan bernada hawkish dari para pejabat The Fed, memaksa pelaku pasar berhitung ulang bahwa mungkin penurunan Fed fund rate baru akan dimulai pada semester II-2024 nanti. Keyakinan pasar yang semula optimistis The Fed akan pangkas bunga pada Maret 2024 semula kuat hingga di atas 70%. Kini, probabilitasnya semakin terkikis tinggal 40%.