Jajak pendapat terbaru dari CNN dan University of New Hampshire menunjukkan bahwa DeSantis hanya memperoleh 6% suara dari Partai Republik di negara bagian tersebut. Trump memperoleh 50% suara, sementara Haley, mantan gubernur South Carolina, memperoleh 39%.
"Saya tidak bisa meminta para pendukung kami untuk menyumbangkan waktu mereka dan menyumbangkan sumber daya mereka jika kami tidak memiliki jalan yang jelas menuju kemenangan," kata DeSantis dalam video tersebut.
Trump mengatakan dia merasa terhormat dengan dukungan tersebut. Dia mendesak "semua anggota Partai Republik untuk mendukung" pencalonannya, dan membantu mengalahkan Biden pada November.
"Nikki Haley adalah kandidat dari kaum globalis dan Demokrat yang akan melakukan segalanya untuk menghentikan gerakan America First," kata Trump dalam sebuah pernyataan. "Ini saatnya untuk memilih dengan bijak."
Haley membahas mundurnya DeSantis di salah satu kampanyenya tak lama setelah pengumuman tersebut.
"Saya ingin mengatakan kepada Ron, Anda telah menyelesaikan perlombaan yang hebat," kata Haley diiringi sorak-sorai penonton. "Sekarang tinggal satu pria dan satu perempuan yang tersisa."
Beberapa donor ingin DeSantis mempertahankan modal politiknya sehingga dia berpotensi mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada tahun 2028. Gubernur Florida ini baru berusia 45 tahun, dan para donor melihat potensi baginya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden ketika Trump tidak lagi mengikuti pemilu.
Setelah dibanjiri dengan dana tunai dan menunjukkan keberanian, DeSantis dianggap sebagai pewaris Trump dan penantang paling tangguh bagi mantan presiden tersebut saat dia mengikuti pencalonan pada Mei.
DeSantis telah menyatakan penyesalannya atas strategi media kampanyenya di awal masa kampanye, di mana dia menghindari media arus utama. Kala itu, dia lebih memilih untuk berbicara kepada media konservatif.
"Seharusnya saya tampil di mana-mana. Seharusnya saya mundul di semua acara TV nasional. Seharusnya saya ada di semua platform," katanya kepada pembawa acara radio, Hugh Hewitt, dalam sebuah acara baru-baru ini.
Kesulitan Uang
Kampanye DeSantis dilanda gejolak internal. Termasuk di antaranya pertengkaran mengenai pesan dan strategi antara kampanye yang berbasis di Tallahassee dan komite aksi politik utama yang mendukungnya, Never Back Down. Kampanyenya juga terperosok dalam perombakan kepemimpinan dan krisis keuangan.
Para donatur merasa bingung ketika tim DeSantis menghabiskan banyak uang tunai, bahkan ketika dia mulai kalah dalam jajak pendapat yang membuatnya memberhentikan staf, merombak para tenaga ahli utama, dan memfokuskan strategi pada negara bagian yang memberikan suara lebih awal, khususnya Iowa. Banyak donatur yang kemudian pindah untuk mendukung kandidat Partai Republik lain.
Beberapa pekan sebelum kaukus Iowa, dua komite aksi politik baru, Fight Right dan Good Fight, membukukan jutaan dolar untuk iklan di negara bagian tersebut. Hal ini menyoroti adanya bentrokan dalam kampanye dengan Never Back Down.
DeSantis dan para tenaga ahli bersikeras bahwa mereka masih punya dana untuk tetap ikut serta dalam pencalonan hingga setidaknya sampai awal Maret. Akan tetapi, kekalahan di Iowa menimbulkan keraguan baru di kalangan donor. Beberapa hari setelah kaukus, DeSantis memindahkan sebagian besar timnya ke South Carolina, membiarkan Trump dan Haley bersaing di New Hampshire.
(bbn)