Logo Bloomberg Technoz

Muhaimin pun menyinggung soal nikel. Menurutnya, produksi nikel Indonesia sudah berlebih sehingga malah tidak menguntungkan.

"Nikel kita berlebih produksinya, sehingga posisi tawar bukannya naik. Malah menjadi korban dari policy kita sendiri," sebutnya.

Sebagai informasi, International Nickel Study Group (INSG) dalam risetnya menyebut surplus nikel masih akan terjadi tahun depan. Pada 2024, neraca nikel diprediksi surplus 239.000 metrik ton. Lebih tinggi ketimbang surplus tahun ini yang 223.000 metrik ton.

Surplus ini membuat harga nikel jatuh. Sepanjang 2023, harga nikel ambruk 46,53%.

(aji)

No more pages