Lima sektor tersebut yaitu hilirisasi sektor mineral senilai Rp151,7 triliun terdiri dari nikel sebesar Rp97,0 triliun, bauksit sebesar Rp7,1 triliun, dan tembaga sebesar Rp47,6 triliun; hilirisasi sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp39,5 triliun.
Hilirisasi sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp34,8 triliun; hilirisasi sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp31,6 triliun; serta hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun.
Sementara pada triwulan III tahun 2023, realisasi investasi hilirisasi mencapai Rp114,6 triliun. Lima (5) bidang fokus hilirisasi yaitu sektor mineral berupa smelter senilai Rp64,7 triliun yang terdiri dari nikel sebesar Rp41,3 triliun, bauksit sebesar Rp3,6 triliun, dan tembaga sebesar Rp19,8 triliun.
Hilirisasi sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp17,5 triliun; hilirisasi sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp14,9 triliun; hilirisasi sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp13,7 triliun; serta hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp3,8 triliun.
(dov/frg)