SE tentang Etika Kecerdasan Artifisial pada 19 Desember 2023 akan menjadi panduan umum, etika dan tanggung jawab dalam pemanfaatan dan pengembangan AI oleh pelaku usaha.
"SE juga menjelaskan nilai-nilai etika yang dapat dijadikan acuan pengembangan AI, inklusivitas, keamanan, aksesibilitas, perlindungan data pribadi," demikian kata Nezar.
Keharusan atau urgensi utama tata kelola AI menjadi penting dalam pembangunan ekosistem digital, seperti dijabarkan Nezar:
- Untuk menjamin persaingan usaha yang sehat. Untuk mencegah monopoli kompetisi bisnis yang tidak sehat akibat pemanfaatan AI dalam sektor bisnis digital.
"Saya kira ini menjadi concern karena seharusnya dalam pengembangan teknologi apalagi emerging technology yang dikembangkan oleh segelintir perushaan pada akhirnya menciptakan satu dominasi dan hubungan yang asimetris dari banyak stakeholders," kata Nezar.
- Terdapat jarak antara AI di negara-negara sisi utara dengan selatan.
"Tentu saja penerapan AI ini juga harus memperhitungkan dampak. Ada potensi hilangnya pekerjaan sekitar 14% tenaga kerja untuk satu sektor yang selama ini menggunakan tenaga manusia digantikan oleh AI. Ini perlu juga dipikirkan bagaimana mitigasi risikonya. Tiap negara berbeda-beda," lanjut Nezar.
Nezar menceritakan penggunaan AI dan robotik di Jepang cukup berhasil diimplementasikan, misalnya pada peralatan traktor. Optimasi yang dilakukan untuk meratakan lahan menggunakan buldozer, traktor, atau alat berat lain yang dilengkapi AI.
"Dengan cepat mereka bisa mengolah lahan, mesin bekerja siang malam, kalau dilakukan manusia, misal untuk satu meter butuh waktu tiga sampai empat hari, kalau dengan traktor bisa delapan jam selesai. Tapi itu kalau di Indonesia akan diprotes karena banyak orang kehilangan pekerjaan untuk meratakan lahan," kata Nezar.
- Dari sisi konsumen, kegiatan profiling dengan bantuan AI dapat memberikan kesempatan pemilik bisnis untuk meningkatkan keuntungan dan memberikan konsumen layanan yang semakin terpersonalisasi.
Tata kelola AI juga perlu dibentuk demi melindungi individu dari intrusi terhadap privasi yang dilakukan secara berlebihan sehingga hak konsumen tetap terlindungi. Ini menjadi salah satu concern melalui SE.
-
Penguatan AI dalam lansekap internasional saat ini masih didominasi oleh negara-negara maju sehingga pembahasan tata kelolanya pun dilakukan secara eksklusif.
"Tata kelola AI pada tingkat global dibutuhkan untuk menjembatani akses terhadap utilisasi AI antara negara maju dan berkembang, sehingga manfaat AI bagi ekonomi digital bisa dirasakan semua kalangan. Hal ini akan terus disuarakan Indonesia di berbagai forum bilateral yang membahas isu pengembangan AI," pungkas dia.
(dec/wep)