Logo Bloomberg Technoz

Arah Kebijakan The Fed

Dinamika arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menjadi faktor utama penggerak rupiah. Pada awal pekan, Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller menyebut inflasi Negeri Paman Sam memang kian dekat dengan target 2%.

Namun di sisi lain, Waller menegaskan bank sentral sebaiknya jangan tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuan sebelum inflasi rendah bisa terjaga dalam waktu lama.

Pernyataan Waller tersebut membuat dolar AS mendapat angin. Pada 18 Januari, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menyentuh 103,536, tertinggi sejak 12 Desember.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Namun jelang akhir pekan, pejabat The Fed lainnya memberikan pernyataan dengan nada (tone) berbeda. Raphael Bostic, Gubernur The Fed Atlanta, menyatakan bahwa dirinya terbuka terhadap opsi menurunkan suku bunga acuan lebih cepat jika ada bukti kuat bahwa inflasi turun signifikan.

“Jika kita terus melihat data yang mengarah ke bawah, maka mungkin saja bagi saya untuk merekomendasikan normalisasi kebijakan sebelum kuartal III. Namun perlu bukti untuk meyakinkan itu,” tegas Bostic dalam sebuah acara yang diselenggarakan Atlanta Business Chronicle, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Pernyataan Bostic itu menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Kemarin, Dollar Index melemah 0,24% ke 103,288. Ini yang membuat rupiah mampu bangkit dalam 2 hari terakhir, meski masih melemah secara mingguan.

(aji)

No more pages