Logo Bloomberg Technoz

Namun di sisi lain, Waller menegaskan bank sentral sebaiknya jangan tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuan sebelum inflasi rendah bisa terjaga dalam waktu lama.

Pernyataan Waller tersebut membuat dolar AS mendapat angin. Pada 18 Januari, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menyentuh 103,536, tertinggi sejak 12 Desember.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat biasanya harga emas tertekan.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, dan harga pun mengikuti.

Kabar dari Atlanta

Namun jelang akhir pekan, pejabat The Fed lainnya memberikan pernyataan dengan nada (tone) berbeda. Raphael Bostic, Gubernur The Fed Atlanta, menyatakan bahwa dirinya terbuka terhadap opsi menurunkan suku bunga acuan lebih cepat jika ada bukti kuat bahwa inflasi turun signifikan.

“Jika kita terus melihat data yang mengarah ke bawah, maka mungkin saja bagi saya untuk merekomendasikan normalisasi kebijakan sebelum kuartal III. Namun perlu bukti untuk meyakinkan itu,” tegas Bostic dalam sebuah acara yang diselenggarakan Atlanta Business Chronicle, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Pernyataan Bostic itu menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Kemarin, Dollar Index melemah 0,24% ke 103,288.

Sebaliknya, harga emas naik saat dolar AS melemah. Bahkan penguatan harga emas terjadi selama 2 hari beruntun.

Namun, penguatan selama 2 hari itu belum bisa menutup koreksi yang terjadi sejak awal pekan. Hasilnya, harga emas tetap turun secara mingguan.

(aji)

No more pages