Hal ini kemungkinan besar akan menciptakan perpecahan antar negara pada dua pertemuan puncak iklim berikutnya di Azerbaijan pada November dan Brasil tahun depan. Dalam sebuah wawancara di Davos, Menteri Lingkungan Hidup Brazil Marina Silva menolak saran Saudi, dengan menyatakan bahwa tujuan tersebut didasarkan pada ilmu pengetahuan yang kuat dan bukan masalah interpretasi.
Ada beberapa tanda harapan. Meskipun terdapat tantangan pada 2023, dunia menghabiskan dana sebesar US$1,7 triliun untuk energi ramah lingkungan. Jumlah ini lebih besar dari UD$1,1 triliun yang diinvestasikan pada bahan bakar fosil. Pengerahan mobil tenaga surya dan listrik secara besar-besaran di China menyumbang sebagian besar pengeluaran tersebut, dan tampaknya China berkomitmen untuk membangunnya dalam skala besar.
Teknologi iklim tahap awal mengalami penurunan modal ventura sekitar 30% pada 2023, menurut Climate Tech VC, namun jumlahnya tidak seburuk yang terlihat. Hans Kobler, pendiri Energy Impact Partners, mengatakan investasi pada tahun 2021 dan 2022 telah menciptakan terlalu banyak sensasi terhadap teknologi iklim baru. “Ketika segala sesuatunya baik, orang-orang menjadi terlalu bersemangat. Ketika keadaan buruk, orang-orang menjadi depresi. Kami kembali ke kenyataan,” kata Kobler.
Ada hal-hal baru dan cemerlang lainnya yang membuat Anda bersemangat tahun ini. Di Davos terdapat banyak perbincangan seputar solusi iklim yang mirip dengan pisau tentara Swiss yang memiliki manfaat lebih dari sekadar mengurangi gas rumah kaca. Memulihkan lahan dapat meningkatkan hasil pertanian dan menyerap karbon. Menerapkan kebijakan untuk membatasi penuaan mobil di perkotaan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan mengurangi polusi udara.
“Kisah-kisah tentang berbagai manfaat inilah yang akan membantu mendukung solusi dalam jangka panjang,” kata Jenny Davis-Peccoud, pendiri praktik keberlanjutan di Bain & Company.
(bbn)