Sepanjang 2023, dia menjelaskan, pertumbuhan DPK BCA relatif sejalan dengan tren perbankan nasional. Hal ini tercermin dari likuiditas BCA yang berada pada posisi yang memadai untuk meningkatkan pertumbuhan kredit ke depannya. Secara keseluruhan, kinerja DPK BCA tetap kokoh, di mana total DPK tumbuh 6,2% secara (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.089 triliun per September 2023.
Sementara itu, untuk rasio dana giro dan tabungan (CASA) terhadap total DPK mencapai 80% per September 2023, ia juga mengklaim bahwa besaran tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di industri.
“Kami berharap pertumbuhan CASA dan DPK di BCA masih tetap solid ke depan, sejalan dengan volume transaksi yang terus bertumbuh secara konsisten,” jelasnya.
Hara menambahkan, bahwa pada sembilan bulan pertama di tahun 2023, total volume transaksi BCA naik 25,8% (year-on-year/yoy) mencapai 22 miliar transaksi.
Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perbankan tak perlu terus bergantung pada pertumbuhan DPK sebagai sumber pendanaan. Pasalnya, sumber pendanaan bank bisa pula berasal dari SBN, baik melalui penjualan secara outright maupun dijadikan underlying repo di pasar uang.
"Dari sisi pendanaan, bank tidak hanya bergantung pada DPK, ketergantungannya bisa dikurangi. Kami akan kembangkan sumber pendanaan lain, termasuk dari luar negeri, banyak sekali inovasi yang akan kami lakukan nanti," ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/1/2024).
(azr/lav)