Ia menjelaskan, peningkatan ekonomi tersebut dapat tercipta melalui digitalisasi ekonomi dikarenakan jumlah populasi di Asean berada lebih dari 640 juta jiwa, dengan lebih dari setengahnya berusia dibawah 30 tahun. Oleh karenanya, generasi muda tersebut semakin melek digital dan bisa mempengaruhi percepatan ekonomi Asean.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa ekonomi digital bukan suatu hal yang baru bagi Indonesia. Menurutnya, ekonomi digital Indonesia merupakan salah satu pilar kekuatan Indonesia.
Yang dalam hal ini turut konsisten dengan Presidensi Indonesia pada G20 di tahun 2022 lalu, yang menempatkan perekonomian digital sebagai salah satu aspek penting dalam mentransformasi perekonomian.
“Begitu banyak potensi, tetapi kita juga tahu bahwa banyak rintangan. Saya yakin, potensi ini dapat digarap bersama melalui kerja sama yang apik. Demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa kita, kini dan nanti!,” tulisnya.
Sebelumnya, pada 16 Januari waktu setempat, Sri Mulyani mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan di sela-sela agenda WEF 2024.
Dalam kesempatan itu, Menkeu menceritakan hal mengenai kunjungan kerjanya terakhir kali ke Arab Saudi. Ia juga menyampaikan, peranan Indonesia yang telah secara resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga dari Islamic Development Bank (IsDB).
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan dengan CEO Youtube Neal Mohan, pada hari yang sama. Dalam kesempatan itu, Menkeu berbincang hangat mengenai Creators Economy, yaitu ekonomi yang diciptakan dan digerakkan oleh para kreator konten di platform ini.
Menurutnya, popularitas YouTube telah menciptakan begitu banyak lapangan pekerjaan baru, tidak hanya bagi para pembuat konten, namun juga bagi orang-orang yang mendukung mereka.
(azr/lav)