Hingga saat ini Prabowo-Gibran berada di posisi terdepan dalam hal elektabilitas berbagai survei yang dilakukan secara nasional.
Sementara sejumlah elite parpol anggota Koalisi Indonesia Maju dan anggota TKN Prabowo-Gibran menolak memberi komentar terkait hasil survei tersebut.
Survei Bloomberg ini dilakukan pada awal Januari 2024 saat Anies mulai mendapat dukungan dalam jajak pendapat utama di Indonesia. Namun di kebanyakan survei politik, Prabowo masih unggul.
Menurut survei, salah satu faktor moncernya Anies lantaran perekonomian seharusnya diperkirakan tumbuh lebih cepat dari 5%.
Anies juga berjanji untuk membebankan pajak pada orang kaya dan menciptakan jutaan lapangan kerja di sektor ekonomi hijau.
Dia juga merupakan salah satu pengkritik Jokowi yang paling menonjol terkait rencana presiden membangun IKN di Kalimantan. Dia mengatakan, kebijakan-kebijakan seharusnya tidak boleh didasarkan pada aspirasi pribadi.
Anies juga mengkritik pemerintahan Jokowi karena tidak bertindak cepat dalam membendung pandemi Covid-19. Dia juga mempertanyakan data-data kasus pada puncak pandemi.
Prabowo diketahui menggandeng putra Jokowi sebagai calon wakil presidennya dalam upaya ketiga untuk menduduki jabatan presiden. Keduanya berjanji untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan Jokowi, termasuk hilirisasi mineral dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) senilai US$34 miliar.
Menurut Ian Wilson, Dosen senior dan peneliti senior di Pusat Penelitian Indo-Pasifik Universitas Murdoch, tidak ada jaminan kebijakan Jokowi akan berlanjut di bawah kepresidenan Prabowo. Wilson sendiri tidak ikut serta dalam survei ini.
"Begitu Jokowi tidak menjabat lagi, pengaruh politiknya akan berkurang secara signifikan," kata Wilson.
"Dia tidak memiliki sumber daya keuangan yang signifikan untuk memberikan pengaruh, atau kendaraan politik yang kuat."
---dengan asistensi Delia Arnandita
(ezr/yns)