Terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menjelaskan, pemerintah secara spesifik berpotensi menerapkan solar Euro 4 dan Euro 5 secara pada kendaraan truk karena merupakan kendaraan dengan tingkat emisi tinggi.
“Mungkin yang bisa saya sampaikan heavy duty vehicle itu yang paling banyak emisinya,” ujar Rachmat.
Sebagai informasi, program mandatori Solar berbasis nabati atau biodiesel B35 yang diberlakukan sejak 1 Februari 2023 hingga saat ini dinilai belum sesuai dengan standar bahan bakar Euro 4. Di tingkat hulu pun, kebijakan ini dianggap gagal mengatrol harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugraha mengatakan sejak lama permasalahan biodiesel Indonesia dalam memenuhi standar emisi kendaraan tidak kunjung terurai.
Di Indonesia, padahal, standar Euro 4 untuk kendaraan berbasis solar atau diesel sejak April 2022. Adapun, standar emisi Euro 4 untuk bahan bakar solar sendiri memiliki spesifikasi minimal cetane number (CN) 51 dan kadar sulfur maksimal 50 ppm.
“Ini masih menjadi problem dari dahulu hingga hari ini. Saya melihat pemenuhan standar biodiesel [B35] masih belum minimal Euro 4. Jadi tentu ini akan menjadi permasalahan. Kualitas yang dihasilkan dengan insentif yang diberikan [untuk produksi B35] itu masih ada gap di sana,” ujarnya, Rabu (8/11/2023).
(dov/wdh)