Bloomberg Technoz, Jakarta - Iran baru-baru ini menyerang tiga negara tetangganya, yakni Irak, Suriah, dan Pakistan. Serangan rudal dilakukan oleh Garda Revolusi Iran (IRGC) terhadap beberapa sasaran "teroris" di Suriah dan wilayah Kurdistan Irak. Sementara di Pakistan, serangan menghancurkan markas besar kelompok jihad Jaish al-Adl.
Dibentuk tahun 2012, Jaish al-Adl masuk daftar hitam Iran sebagai kelompok teroris dan telah melakukan beberapa serangan di wilayah Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Kronologinya, Garda Revolusi Islam menghancurkan "markas mata-mata" dan "kumpulan kelompok teroris anti-Iran" di Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan Irak pada Senin (15/1/2023).
Garda Revolusi kemudian menyerang dengan rudal balistik di Suriah "tempat berkumpulnya para komandan dan unsur-unsur utama yang terkait dengan operasi teroris baru-baru ini, khususnya kelompok ISIS."
Mereka menjelaskan bahwa serangan di Suriah adalah "respons terhadap kejahatan yang dilakukan kelompok teroris baru-baru ini yang secara tidak adil membunuh sekelompok rekan kita di Kerman dan Rask."
Pada 3 Januari, pelaku bom bunuh diri menyerang kerumunan orang yang berkumpul di dekat makam Jenderal IRGC Qassem Soleimani yang dihormati di kota Kerman di selatan Iran.
Serangan tersebut, yang kemudian diklaim oleh kelompok ISIS sebagai tanggung jawabnya, menewaskan sekitar 90 orang dan menyebabkan puluhan orang terluka.
Sementara pada Desember, setidaknya 11 petugas polisi Iran tewas dalam serangan yang diklaim jihadis di sebuah kantor polisi di Rask, di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.
Serangan itu diklaim oleh Jaish al-Adl (Tentara Kehakiman) dalam pernyataan singkat di saluran Telegramnya. Pemberontakan ini dibentuk pada 2012 dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh Iran sebagai kelompok "teroris".
IRGC juga mengatakan pihaknya telah menyerang sasaran yang diduga milik Israel, dan mengumumkan "serangan rudal dan penghancuran markas mata-mata rezim Zionis (Mossad) di wilayah Kurdistan di Irak."
"Markas besar ini menjadi pusat pengembangan operasi spionase dan perencanaan aksi teroris di wilayah tersebut," katanya menurut laporan IRNA, yang dikutip Kamis (18/1/2024).
Iran mengklaim wilayah Kurdistan Irak tersebut digunakan oleh kelompok separatis Iran dan agen Israel.
(ros)