Bloomberg Technoz, Jakarta - Toyota Motor Co (Toyota) menanggapi serius skandal Daihatsu yang menyeret sejumlah merek pabrikan mitranya tersebut. Avanza, Raize, hingga Daihatsu Gran Max merupakan sederet mobil yang terindikasi kuat diproduksi dengan sejumlah manipulasi tes uji.
Toyota berencana melakukan peninjauan segala hal, termasuk manajemen Daihatsu.
"Tidak hanya dalam meninjau ulang operasional sertifikasi, tetapi juga dalam melakukan perubahan mendasar pada budaya dan manajemen perusahaan," tulis Toyota dalam web resminya, Rabu (17/1/2023).
"Selain itu, kami akan melaporkan langkah-langkah revitalisasi dan transformasi untuk mencegah terulangnya kembali dan perintah perbaikan dalam waktu sekitar satu bulan," lanjutnya.
Toyota dalam kesempatan tersebut juga sekali lagi menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, pemasok, dan dealer, atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan akibat penyimpangan prosedur yang dilakukan Daihatsu Motor Co., Ltd.(Daihatsu).
"Kami akan bekerja sama dengan Daihatsu untuk secara hati-hati menanggapi kekhawatiran pelanggan, pemasok, dan dealer kami dengan cara yang sopan dan santun," tulisnya.
Pemerintah Jepang melalui Kementerian Transportasi mencabut sertifikasi keamanan mobil Daihatsu Gran Max imbas serangkaian skandal Daihatsu terkait uji keselamatan. Seperti diketahui, mobil Gran Max sendiri memiliki pasar tersendiri di Indonesia.
Di Jepang, Gran Max dicabut sertifikat keamanannya bersama dua merek mobil lainnya: TownAce dan Toyota Bongo dari Mazda Motor Corp.
Di Filipina, Departemen Perdagangan dan Perindustrian Region 12 Filipina mengumumkan penarikan atau recall 10.975 unit mobil Toyota jenis Avanza, Veloz, dan Raize. Dalam pengumuman yang diunggah pada media sosial, seluruh unit tersebut perlu mengalami perbaikan pada sistem pengereman.
DTI mengatakan, para pemilik kendaraan harus menyerahkan mobilnya lebih dulu kepada Toyota untuk dilakukan pembenahan pada komponen slide pin boot pada kaliper rem. Hal ini diduga sebagai akibat kesalahan perakitan yang mengganggu slide pin sehingga menyebabkan kerusakan pada boots.
"Jika air masuk ke dalam slide pin boots dan menyebabkan karat, hal ini dapat menyebabkan keausan dini pada kampas rem," tulis DTI Filipina pada media sosialnya dikutip, Kamis (18/1/2024).
(ain)