Bloomberg Technoz, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan angka perokok dewasa turun secara stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi WHO tetap memberi peringatan bahwa saat ini industri tembakau sedang membalikkan tren tersebut.
Dilansir dari CBS News, Kamis (18/1/2024), menurut WHO pada tahun 2022, sekitar satu dari lima orang dewasa di seluruh dunia adalah perokok atau mengonsumsi produk tembakau lainnya, dibandingkan dengan satu dari setiap tiga orang pada tahun 2000.
“Sebuah laporan terbaru yang memeriksa tren prevalensi penggunaan tembakau antara tahun 2000 dan 2030 menunjukkan bahwa 150 negara berhasil menguranginya,” kata WHO.
Namun, meskipun tingkat merokok menurun di sebagian besar negara, WHO memperingatkan bahwa kematian terkait tembakau diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Dari hasil data statistik WHO, saat ini penggunaan tembakau masih diperkirakan menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahun, termasuk sekitar 1,3 juta orang non-perokok yang terpapar asap tembakau.
"Negara-negara yang menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau yang kuat dapat mengharapkan menunggu sekitar 30 tahun antara mengubah tingkat prevalensi dari peningkatan menjadi penurunan dan melihat perubahan yang terkait dalam jumlah kematian akibat tembakau," demikian laporan pada hari Selasa.
Sebanyak 56 negara di seluruh dunia diharapkan mencapai target tersebut, termasuk Brasil, yang telah berhasil mengurangi penggunaan tembakau sebesar 35 persen sejak 2010.
Enam negara mengalami peningkatan penggunaan tembakau sejak 2010 adalah Republik Kongo, Mesir, Indonesia, Yordania, Moldova, dan Oman.
Secara keseluruhan, dunia berada pada jalur untuk mengurangi penggunaan tembakau sebesar seperempat selama periode 15 tahun hingga 2025.
(spt)