Analis UOB Kay Hian Posmarito Pakhpahan dalam risetnya menilai, ruang ekspansi Pertamina Geothermal (PGEO) lebih lebar dibanding PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Prospek itu mempertimbangkan posisi Pertamina Geothermal (PGEO) yang memiliki ruang leverage lebih lebar dibanding PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Secara sederhana, leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Semakin besar leverage, semakin besar pinjaman yang bisa diperoleh hingga digunakan sebagai modal ekspansi.
Lebarnya leverage Pertamina Geothermal (PGEO) salah satunya tercermin dari rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) yang masih sebesar 0,38 kali per akhir September 2023. Level ini sendiri telah turun dari sebelumnya 0,79 kali sebelum IPO.
Sementara, Barito Renewables (BREN) memiliki DER 4,47 kali per akhir September 2023.
Pertamina Geothermal dikabarkan tengah mencari pinjaman hingga Rp15 triliun. Dengan pinjaman ini pun DER PGEO masih jauh di bawah Barito Renewables (BREN).
"Pinjaman tersebut hanya akan membuat DER PGEO naik ke level 0,83 kali," masih jauh di bawah rata-rata industri," jelas analis UOB Kay Hian Posmarito Pakhpahan.
Sementara, secara valuasi, saham PGEO juga relatif lebih murah. Price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) masing-masing di 18,7 kali dan 1,72 kali.
Sedang PER dan PBV BREN masing-masing sebesar 362,68 kali dan 159,5 kali.
Mempertimbangkan prospek Pertamina Geothermal (PGEO), Posmarito merekomendasikan buy saham PGEO dengan target harga Rp1.450/saham. Harga saham PGEO saat ini ada di level Rp1.245/saham.
(mfd/dhf)