Molly Smith - Bloomberg News
Bloomberg, Penjualan ritel AS mencatat pertumbuhan terkuat dalam tiga bulan terakhir pada Desember, menandai akhir tahun yang kuat bagi konsumen. Data Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa nilai pembelian ritel naik 0,6% secara luas, tidak termasuk inflasi, sementara penjualan--tidak termasuk mobil--naik sebesar 0,4%.
Dari 13 kategori yang diukur, sembilan di antaranya mencatat kenaikan penjualan. Kenaikan terbesar terjadi pada penjualan pakaian, toko barang umum termasuk pusat perbelanjaan, dan e-commerce.

Penjualan kendaraan bermotor juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,1%, menyamai kenaikan tertinggi sejak Mei. Namun, penjualan di stasiun pengisian bahan bakar turun untuk bulan ketiga berturut-turut akibat turunnya harga bahan bakar.
Meskipun penjualan ritel yang kuat adalah pertanda positif untuk ekonomi AS, obligasi dan saham mengalami penurunan karena spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Angka-angka yang mencatatkan kenaikan penjualan ritel di akhir tahun 2023 menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga telah melebihi ekspektasi banyak ekonom. Namun, para ahli memperkirakan bahwa momentum ini akan melambat pada tahun 2024 akibat inflasi yang terus meningkat, suku bunga yang tinggi, dan penurunan tabungan konsumen.
Diperkirakan bahwa pertumbuhan lapangan kerja yang melambat dan kenaikan upah yang terhambat akan berdampak negatif terhadap pengeluaran konsumen, ditambah dengan efek peningkatan suku bunga yang akan dirasakan dalam waktu yang tertunda. Di masa mendatang, keberlanjutan pertumbuhan ekonomi AS akan bergantung pada kekuatan konsumen dalam menghadapi tekanan inflasi dan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
(bbn)