Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal, rupiah hari ini kemungkinan masih akan melemah lagi dengan target koreksi menuju area Rp15.675/US$ yang merupakan support terdekat setelah break MA-50 dan MA-100, dengan target pelemahan selanjutnya tertahan di Rp15.710/US$.

Bila level itu jebol, rupiah bisa semakin tergerus nilainya menuju level Rp15.725/US$ sampai dengan Rp15.740/US$ sebagai support terkuat.

Sebaliknya, bila hari ini rupiah mampu keluar dari tekanan, ada level resistance yang menarik dicermati di level Rp15.610/US$ dan selanjutnya Rp15.580/US$. Dalam jangka menengah, rupiah masih ada potensi penguatan optimis kembali ke level Rp15.500/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 18 Januari (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Tren menguat

Tekanan yang dihadapi oleh rupiah sejak awal tahun, menurut Bank Indonesia, hanyalah volatilitas jangka pendek. Dalam jangka panjang, tahun ini tren rupiah adalah menguat seiring dengan semakin meredanya ketidakpastian global terkait arah bunga di negara-negara maju.

"Kami melihat penguatan dolar AS itu sudah terhenti, jadi ada kecenderungan [dolar AS] melemah meski masih ada ketidakpastian timing dan magnitude terkait kapan penurunan bunga global sehingga pasar masih volatile, akan tetapi kami perkirakan rupiah hanya naik turun dalam jangka pendek dengan tren ke depan menguat," jelas Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Rupiah sudah kehilangan nilai 1,24% sejak awal tahun di tengah tekanan pasar global. Meski mencatat pelemahan, kinerja rupiah sejauh ini masih lebih baik ketimbang mata uang Asia lain. "Ringgit Malaysia, Baht Thailand dan won Korea masing-masing melemah 1,95%, lalu 2,82% dan 2,24%," kata Perry.

Pelemahan rupiah berlangsung di tengah arus masuk modal asing yang masih mencatat inflows. Sampai 15 Januari, laporan BI, pemodal asing masih mencatat beli bersih US$ 3 miliar, melanjutkan net inflows sepanjang 2023 yang mencapai US$ 5,4 miliar.

(rui)

No more pages