Pengeluaran pengunjung mencapai 1,7 triliun yen (Rp179 trilun) pada kuartal terakhir tahun 2023, meningkat 21% dari kuartal ketiga. Ini merupakan sebuah hasil yang positif bagi perekonomian karena permintaan domestik yang melemah akibat tingginya harga.
"PDB akan kembali ke angka positif di kuartal keempat dengan bantuan dari pariwisata inbound yang kuat. Saya tidak melihat adanya faktor-faktor yang dapat memperlambat pemulihan pariwisata," kata Mari Iwashita, kepala ekonom pasar di Daiwa Securities Co. "Namun saya tidak yakin apakah belanja domestik akan pulih ke angka yang positif karena masih ada efek inflasi pada konsumen domestik."
Namun, jumlah pengunjung tahunan tetap berada di bawah angka 32 juta yang tercatat pada tahun 2019. Wisatawan mancanegara dari China, kelompok terbesar sebelum pandemi dan pembelanja terbesar, juga tertinggal di belakang angka sebelum COVID-19 yaitu 2,4 juta orang dibandingkan dengan 9,6 juta pengunjung pada tahun 2019. Padahal, Beijing telah mengakhiri larangan kunjungan kelompok wisata ke Jepang.
China telah berjuang dengan data ekonominya yang suram, sementara ketegangan juga masih terjadi atas pelepasan air limbah dari reaktor nuklir Fukushima di Jepang. Ini merupakan sebuah faktor yang membuat orang tidak mau berkunjung ke sana.
Jumlah pengunjung terbesar berasal dari Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 2023, masing-masing sebanyak 7 juta dan 4 juta. Singapura dan Amerika Serikat juga termasuk di antara negara-negara yang memiliki jumlah wisatawan yang lebih banyak berkunjung ke Jepang dibandingkan sebelum pandemi.
Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri, pemerintah Jepang telah menetapkan target ambisius untuk tahun 2030 yaitu 60 juta pengunjung, dan target 15 triliun yen untuk pengeluaran mereka.
Masih harus dilihat bagaimana gempa bumi saat Tahun Baru di Jepang akan mempengaruhi pariwisata. Terutama di destinasi populer Kanazawa yang terkenal dengan distrik bersejarahnya yang indah dan kastil yang harus ditutup sementara setelah gempa.
Jumlah wisatawan yang lebih besar membantu mendatangkan uang ke dalam perekonomian dan mendorong pengeluaran di wilayah-wilayah yang paling banyak dikunjungi di Jepang. Hal ini membantu menopang pemulihan negara yang tersendat-sendat. Kembalinya pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun lalu dapat mempermudah Bank Sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2007 dalam beberapa bulan mendatang.
Bank sentral akan bertemu minggu depan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga negatif untuk saat ini.
(bbn)