Logo Bloomberg Technoz

Keputusan Erdogan untuk menarik para pejabat tingginya dari forum tersebut memperumit upaya Turki untuk menjalin kembali hubungan dengan para investor global, setelah kebijakan-kebijakan yang tidak konvensional selama bertahun-tahun membuat mereka menjauh.

Ketidakhadirannya di Davos menyusul perubahan rencana lain yang dilakukan oleh Simsek dalam beberapa hari terakhir. Menteri tersebut, yang ditunjuk pada Juni sebagai bagian dari perombakan pemerintah oleh Erdogan, dijadwalkan menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh bank sentral dengan para investor di New York pekan lalu. Namun, dia malah menghadirinya secara virtual.

Mengenai kabar ini, kantor Erdogan dan Simsek menolak untuk berkomentar.

Klaus Schwab, pendiri dan ketua eksekutif forum Davos, mengutuk "serangan teroris Hamas terhadap Israel" setelah kelompok ini menewaskan sekitar 1.200 orang dalam sebuah serangan mendadak di bulan Oktober. Meskipun ia juga menyerukan langkah-langkah untuk melindungi penduduk sipil Gaza, pernyataan tersebut membuat para politisi Turki marah.

Turki - tidak seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa - tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Ini bukan pertama kalinya Erdogan menggunakan Davos untuk mengambil sikap politik terhadap konflik Israel-Palestina.

Pada tahun 2009, pemimpin Turki ini keluar dari perdebatan dengan Presiden Israel saat itu, Shimon Peres, mengenai operasi militernya di Gaza pada tahun sebelumnya, dan bersumpah untuk tidak akan kembali lagi.

Erdogan tidak pernah kembali, meskipun para pejabat Turki mulai hadir lagi setelah beberapa tahun kemudian.

Erdogan telah mengkritik Israel atas jatuhnya korban jiwa di Gaza dan membela Hamas sebagai kelompok yang memperjuangkan hak-hak Palestina. Namun, dia tidak memutuskan hubungan dengan negara Yahudi tersebut. Turki adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan ini yang mengakui Israel.

Ketegangan hubungan Turki dengan Israel terlihat jelas pada Minggu ketika seorang pesepakbola Israel yang bermain untuk sebuah klub di Turki ditangkap karena melakukan selebrasi anti-Hamas. Meskipun dia telah dibebaskan, media Turki mengatakan dia akan dideportasi pada Senin. Insiden ini memicu kemarahan di Israel.

Awal bulan ini, Turki menahan puluhan orang karena diduga menjadi mata-mata untuk badan intelijen Israel, Mossad. Penangkapan tersebut dilakukan setelah Ankara memperingatkan pihaknya akan menanggapi setiap rencana pembunuhan anggota Hamas di wilayahnya.

Serangan Israel di Gaza dimulai setelah Hamas menyerang dari wilayah tersebut pada 7 Oktober. Sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah menjadi puing-puing dan lebih dari 24.000 orang telah tewas, menurut para pejabat kesehatan di sana.

(bbn)

No more pages