Logo Bloomberg Technoz

Di hari yang sama, CEO OpenAI Inc, Sam Altman, juga menyuarakan sentimen tersebut. Namun, dia mengatakan masih banyak ketidakpastian. 

"Menurut saya tidak akan sama seperti sebelumnya," katanya. "Mencoba berperang di perang terakhir selalu merupakan kesalahan."

Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, berbicara dalam sebuah wawancara dengan Francine Lacqua dari Bloomberg, meramalkan bahwa "orang jahat akan lebih produktif" dengan AI.

Sementara itu, CEO Salesforce Inc Marc Benioff berpendapat bahwa media sosial memiliki risiko yang lebih besar terhadap proses demokrasi dibandingkan dengan AI. "Regulator belum melakukan tugasnya," katanya.

OpenAI, yang menjadikan Microsoft sebagai investor terbesarnya, "cukup fokus," kata Altman, untuk mengurangi potensi penyalahgunaan politik dari alat-alatnya, seperti ChatGPT dan Dall-E.

Altman dan Nadella menghadiri pertemuan pada bulan Mei dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris untuk membahas risiko AI. OpenAI akan segera merilis pengujian alat yang dapat mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI dan akan menandai materi yang dihasilkan oleh Dall-E secara digital, kata perusahaan rintisan tersebut pada hari Senin. Dan perusahaan tersebut menegaskan bahwa penggunaan model OpenAI untuk kampanye politik tidak diperbolehkan.

"Pikiran kami tidak tenang," kata Altman. "Kami harus mengawasi hal ini dengan sangat cermat tahun ini."

Mengenai bagaimana politik akan berdampak pada AI, Altman tidak terlalu khawatir. "Saya yakin Amerika akan baik-baik saja, apa pun yang terjadi dalam pemilu kali ini. Saya percaya bahwa AI akan baik-baik saja apa pun yang terjadi setelah pemilu ini," katanya.

Wakil presiden OpenAI untuk urusan global, Anna Makanju, mengatakan bahwa dia terdorong oleh usulan peraturan yang diajukan Presiden Joe Biden dan Uni Eropa. "Apa yang mengejutkan saya dan benar-benar luar biasa adalah bahwa percakapan seputar AI masih bersifat bipartisan," ujarnya.

Altman pun setuju: "Kedua belah pihak membencinya."

(bbn)

No more pages