Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Harga rumah di China mengalami penurunan terbesar dalam hampir sembilan tahun pada Desember, menyoroti alasan mengapa pemerintah mendukung kota-kota besar untuk mengatasi krisis properti.

Data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa harga rumah baru di 70 kota, kecuali perumahan yang disubsidi pemerintah, turun 0,45% bulan lalu dari November. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Februari 2015. Harga rumah bekas juga mengalami penurunan sebesar 0,79%, sama seperti bulan sebelumnya.

Harga properti di China (Dok: Bloomberg)

Penurunan harga properti yang berkelanjutan di China telah menjadi hambatan utama bagi perekonomian dan menimbulkan tekanan pada para pengembang yang sedang berjuang melunasi utang dan menyelesaikan proyek-proyek. Hal ini mengakibatkan berbagai langkah diambil oleh pemerintah untuk mengatasi penurunan ini, termasuk melonggarkan pembatasan pembelian rumah di Beijing dan Shanghai, dua pasar perumahan terbesar di negara ini.

Meskipun langkah-langkah pelonggaran ini telah meningkatkan penjualan di Beijing dan Shanghai, efeknya secara keseluruhan ternyata lebih buruk dari yang diperkirakan. Permintaan tetap lemah dan kepercayaan pada pendapatan rumah tangga yang goyah membuat para pembeli rumah tidak memiliki daya ungkit untuk meningkatkan pasar. Akibatnya, indeks saham pengembang China turun 3,3% setelah data tersebut dirilis, mencapai level terendah sejak Maret 2009.

Secara keseluruhan, situasi properti di China terus memburuk, dengan penurunan harga rumah baru dan harga rumah bekas. Pemerintah telah mengambil langkah untuk mendorong penjualan dengan melonggarkan pembatasan pembelian rumah di beberapa kota besar.

Namun, efek dari langkah-langkah ini tidak sekuat yang diharapkan dan permintaan tetap lesu. Hal ini berdampak pada kepercayaan diri para pembeli rumah dan menekan pasar properti. Indeks saham pengembang juga merosot setelah data ini dirilis. Masih belum jelas apakah pemerintah China akan mengambil tindakan tambahan untuk mengatasi krisis properti ini. 

(bbn)

No more pages