Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) yang anjlok 24,8% PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang jatuh 9,9%, dan PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) yang ambruk 8,9%.
Sebagian besar Bursa Saham Asia juga menapaki jalur pelemahan. Pada pukul 12.55 WIB siang hari, Hang Seng (Hong Kong) jatuh 3,12%, KOSPI (Korea Selatan) melemah 2,38%, Shenzhen Comp. (China) drop 1,35%, TW Weighted Index (Taiwan) ambles 1,07%, Shanghai Composite (China) terjungkal 0,94%, SETI (Thailand) merah 0,87%, dan Straits Time (Singapura) melemah 0,85%.
Menyusul PSEI (Filipina) yang juga melemah 0,87%, IHSG (Indonesia) yang turun 0,62%, dan juga KLCI (Malaysia) terdepresiasi 0,3%.
Sementara itu, hanya indeks Topix (Jepang), dan Nikkei 225 (Tokyo) yang berhasil menguat dengan kenaikan 0,4% dan 0,25%.
Bursa Saham Asia mendapati katalis negatif dari yang terjadi di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street menutup perdagangan di zona merah.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah mencapai 0,62%. Menyusul S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing 0,37% dan 0,19%.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Investor memperlihatkan sikap Risk-Averse, atau sikap kecenderungan menghindari aset-aset berisiko tinggi. Mereka menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai kapan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai memangkas suku bunga acuan. Antisipasi rilis data ekonomi China pada hari Rabu dan eskalasi konflik di Timur-Tengah juga turut menekan sentimen investor.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bahwa The Fed harus mengambil pendekatan yang hati-hati dan sistematis dalam melangsungkan aksi pemangkasan suku bunga. Menurutnya, proses ini dapat dimulai tahun ini jika tidak ada kenaikan inflasi yang signifikan.
Waller berkeyakinan bahwa Federal Open Market Committee dapat menurunkan kisaran target untuk suku bunga Federal Funds Rate tahun ini, asalkan inflasi tetap rendah. Namun, ia juga menekankan perlunya penurunan suku bunga dilakukan secara metodis dan hati-hati.
Para ekonom dari Bank of America dan Goldman Sachs berpendapat bahwa pernyataan Waller meningkatkan risiko bahwa penurunan suku bunga acuan yang pertama mungkin terjadi lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mereka menganggap bahwa kecepatan penurunan suku bunga dapat dilakukan setiap tiga bulan.
Proyeksi ekonomi triwulanan para pejabat The Fed menunjukkan bahwa mereka memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024 karena prediksi inflasi turun tahun ini, menurut median mereka. Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan mengindikasikan telah menolak ekspektasi pasar bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga secepatnya setelah pertemuan Maret.
(fad/hps)