Waller yang secara gamblang menepis tidak adanya urgensi bagi bank sentral paling berpengaruh itu untuk memangkas bunga terlalu cepat atau secara reaktif seperti yang terjadi di masa lalu. "Dengan aktivitas ekonomi dan perkembangan pasar tenaga kerja, juga inflasi turun perlahan menuju 2%, saya tidak melihat ada alasan untuk menurunkan bunga secepat di masa lalu," jelasnya.
Di pasar swap, probabilitas penurunan FFR pada FOMC Maret nanti langsung anjlok jadi tinggal 60%, dari semula sebesar 75%. Pernyataan itu juga langsung memantik aksi jual di pasar surat utang dan pasar saham dan melambungkan lagi dolar AS.
Indeks dolar AS menguat meyakinkan kembali ke kisaran 103,35. Sementara indeks harga obligasi negara maju tergerus 0,5%, sementara di pasar negara berkembang harga obligasi turun lebih kecil 0,05%. Yield Treasury, surat utang AS, melonjak mengindikasikan tekanan jual dengan tenor acuan 10 tahun naik 13,2 basis poin ke 4,07%. Wall Street ditutup merah merona di mana indeks Dow Jones ditutup melemah hingga 0,62%.
Rupiah kini bergerak semakin mendekati level support Rp15.640/US$ yang makin menjauhi MA-50. Level support selanjutnya berpotensi tertahan di Rp15.695/US$.
(rui)