Sikap ini menyuarakan pandangan yang sebelumnya sudah pernah disampaikan oleh Presiden ECB Christine Lagarde dan Ekonom Senior ECB Philip Lane bahwa saat ini masih terlalu awal untuk membicarakan pemangkasan suku bunga.
Seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bahwa The Fed harus mengambil pendekatan yang hati-hati dan sistematis dalam melangsungkan aksi pemangkasan suku bunga. Menurutnya, proses ini dapat dimulai tahun ini jika tidak ada kenaikan inflasi yang signifikan.
Waller berkeyakinan bahwa Federal Open Market Committee dapat menurunkan kisaran target untuk suku bunga Federal Funds Rate tahun ini, asalkan inflasi tetap rendah. Namun, ia juga menekankan perlunya penurunan suku bunga dilakukan secara metodis dan hati-hati.
Para ekonom dari Bank of America dan Goldman Sachs berpendapat bahwa pernyataan Waller meningkatkan risiko bahwa penurunan suku bunga acuan yang pertama mungkin terjadi lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mereka menganggap bahwa kecepatan penurunan suku bunga dapat dilakukan setiap tiga bulan.
Proyeksi ekonomi triwulanan para pejabat The Fed menunjukkan bahwa mereka memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024 karena prediksi inflasi turun tahun ini, menurut median mereka. Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan mengindikasikan telah menolak ekspektasi pasar bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga secepatnya setelah pertemuan Maret.
Dari regional, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data Producer Price Index (PPI) Jepang memperlihatkan bahwa inflasi di tingkat produsen tetap melemah pada Desember. PPI secara tak terduga tidak tumbuh (0% yoy) pada Desember, lebih baik dari ekspektasi penurunan 0,3% dan menyusul kenaikan 0,3% yoy pada November.
“Data ini tidak memberikan tekanan pada Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) untuk mempertimbangkan bergeser menjauhi kebijakan moneter yang super longgar. Rilis data PPI ini akan di susul oleh rilis data CPI Jepang pada Jumat yang diprediksi juga akan memperlihatkan inflasi di tingkat konsumen yang terus melambat dan semakin mendekati target 2%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,26% di 7.242 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, namun penguatan IHSG belum mampu untuk menembus MA-20.
“Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 7.152 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave b dari wave (ii) dari wave [iii], sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.307,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (17/1/2024).
Herditya juga memberikan catatan, waspadai apabila IHSG menembus 7.152 maka IHSG akan mengarah ke 7.021-7.111.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ENRG, ESSA, INCO, dan MBMA.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi melanjutkan tren Bullish-nya pada Rabu (17/1) usai berhasil menguat pada perdagangan kemarin.
“IHSG diperkirakan mulai melanjutkan tren Bullish pada rentang harga perdagangan 7.200–7.300 di Rabu (17/1). Secara teknikal, golden cross Stochastic RSI di area oversold bersamaan dengan penyempitan indikator MACD mengonfirmasi tanda-tanda pelanjutan tren Bullish-nya,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, RAJA, TAPG, KAEF, INDY, NCKL, dan ANTM.
(fad)