China Tambah Stimulus dengan Obligasi Khusus Rp2.180,449 Triliun
News
17 January 2024 09:30
Bloomberg News
Bloomberg, China sedang mempertimbangkan penerbitan utang baru senilai 1 triliun yuan (Rp2.180,449 triliun) dalam bentuk obligasi negara khusus. Ini akan menjadi penjualan obligasi keempat dalam 26 tahun terakhir dan digunakan untuk mendanai proyek terkait pangan, energi, rantai pasokan, dan urbanisasi. Langkah ini dilakukan untuk mendukung ekonomi China yang sedang lesu.
Pemerintah China ingin mengalihkan tanggung jawab pengeluaran dari pemerintah lokal yang sarat utang ke otoritas pusat. Dalam beberapa tahun terakhir, China menghadapi tekanan deflasi, krisis properti, dan lemahnya permintaan domestik yang membebani ekonominya. Oleh karena itu, para ekonom dan investor menyerukan stimulus lebih lanjut.
Rencana ini masih dalam tahap diskusi dan dapat mengalami perubahan. Pada tahun lalu, China telah menggunakan penjualan obligasi pemerintah tambahan untuk mendorong ekonomi. Namun, kali ini, obligasi yang diterbitkan akan memiliki jangka waktu pembayaran yang sangat panjang, sehingga mengurangi tekanan untuk melakukan pembayaran dalam jangka pendek.
Meskipun obligasi jangka panjang ini dianggap sebagai alat yang mungkin untuk pelonggaran fiskal tahun ini, beberapa ekonom mempertanyakan apakah obligasi ini akan dapat mengatasi semua tantangan fiskal yang dihadapi China. Namun, dukungan fiskal diharapkan tetap solid tahun ini, meskipun kombinasi penerbitan obligasi pemerintah yang tepat masih belum pasti.