Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat biasanya harga emas tertekan.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, dan harga pun mengikuti.
Penguatan dolar AS didorong oleh reaksi pasar terhadap pernyataan Christopher Waller, Gubernur Bank Sentral Federal Reserve. Di satu sisi, Waller menyebut inflasi sesuai target 2% sepertinya sudah semakin dekat. Namun di sisi lain, Waller menegaskan bank sentral sebaiknya jangan tergesa-gesa menurunkan suku bunga acuan sebelum inflasi rendah bisa terjaga dalam waktu lama.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masuk zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,34. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 10,16. Sudah di bawah 20, yang berarti sebenarnya sudah jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga emas punya peluang untuk bangkit. Target resisten terdekat ada di US$ 2.037/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.047/ons bisa menjadi resisten berikutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.020/ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga emas meluncur turun hingga US$ 1.971/ons.
(aji)