Logo Bloomberg Technoz

Agung mengatakan, LoI tersebut terus berproses mulai dari studi kelayakan (feasibility study/FS), evaluasi FS hingga tender untuk menentukan investor. Menurut Agung, LoI dari China dan Malaysia merupakan contoh dari LoI yang telah mengalami perkembangan. 

“Sudah banyak proses. China sudah proses selesai FS, sekarang dilakukan evaluasi FS untuk memastikan betul-betul layak dan nantinya akan ada tender pemilihan investor untuk memastikan yang terbaik. Ada China, Malaysia masih berproses. 2 itu sudah nyata, sudah mulai berjalan. Nanti kita masuk di proses seleksi, setelah evaluasi akan ada seleksi,” ujarnya. 

Agung mengamini bahwa jumlah LoI yang diterima telah melebihi kapasitas lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP 1A). Dengan kata lain, tidak ada lagi lahan yang tersedia di KIPP 1A untuk diinvestasikan. Dirinya juga memastikan bahwa LoI terus meningkat hingga saat ini tercatat terdapat 345 LoI. 

“Kalau dibilang melebihi, karena sangat banyak, yang masuk sudah melewati (kebutuhan). Kawasan KIPP 1A sudah penuh, jadi masuk ke IKN untuk investasi, KIPP 1A sudah tidak ada areanya,” ujarnya.

(dov/ain)

No more pages