Seri berjenis fixed rate yaitu FR01010, yang jatuh tempo 2029, menjadi seri favorit yang banyak diminta oleh peserta lelang SUN hari ini dengan total permintaan mencapai Rp23,59 triliun, disusul oleh FR0100, jatuh tempo 2034, yang diminati hingga Rp16,71 triliun. Sementara untuk seri tenor pendek SPN 12 bulan yaitu SPN12250116, juga banyak diserbu dengan incoming bids mencapai Rp10,44 triliun.
Tingginya permintaan yang masuk dalam lelang SUN hari ini melanjutkan tren serupa saat gelar lelang sukuk (SBSN) pekan lalu yang juga mencatat lonjakan permintaan hingga lebih dari 100%.
Yield Lebih Tinggi
Mayoritas permintaan yield dalam lelang SUN hari ini terpantau lebih tinggi dibandingkan kisaran permintaan imbal hasil dalam lelang sebelumnya.
Untuk seri FR0100 misalnya, yield yang diminta berkisar 6,64%-6,83%, lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya di kisaran 6,58%-6,75%. Begitu juga untuk seri lebih panjang lainnya yang di mana para pemodal juga meminta imbal hasil lebih besar.
Ini tidak terlepas dari situasi pasar saat lelang dilangsungkan. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang menjadi acuan telah mencatat kenaikan sedikitnya 25 basis poin sejak awal tahun akibat tekanan sentimen global, kenaikan imbal hasil tertinggi untuk kelompok sovereign bond di kawasan Asia menurut catatan Bloomberg.
Hanya seri favorit FR0101 yang mencatat penurunan batas bawah yield yang masuk yaitu 6,48%-6,73%, dibandingkan lelang sebelumnya di 6,54%-6,7%.
Alhasil, meski permintaan membludak, karena tingkat imbal hasil terendah yang diminta lebih tinggi, pemerintah akhirnya memenangkan yield rata-rata di angka lebih tinggi pula.
Sebagai contoh, untuk seri FR0100, yield rata-rata dimenangkan di kisaran 6,68% di mana imbal hasil tertinggi ditetapkan sebesar 6,7% dibandingkan sebelumnya di 6,68%.
Sementara untuk tenor paling diminati yaitu FR0101, pemerintah bisa menekan yield di mana dimenangkan rata-rata di 6,54% dibandingkan 6,58% pada lelang 3 Januari lalu.
Alhasil, pemerintah akhirnya menyerap permintaan masuk dalam lelang hari ini di angka target indikatif sebesar Rp24 triliun.
Awarded bids atau permintaan yang dimenangkan mayoritas di tenor pendek sebesar Rp10,05 triliun atau setara 41,9% dari total penyerapan, sementara tenor panjang di atas 13 tahun mencapai 37,1% setara Rp8,9 triliun. Sedang tenor menengah yaitu 6-12 tahun dimenangkan sebanyak Rp5,05 triliun atau setara dari 21% nilai penyerapan.
"Pola distribusi ini menunjukkan bahwa bull-steepener masih menjadi skenario utama di masa mendatang dengan adanya tindakan penyeimbangan dari pemerintah untuk mempertahankan rata-rata waktu jatuh tempo dengan memberi porsi tenor panjang yang lebih tinggi dibanding permintaan," jelas Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dalam catatannya sore setelah lelang berakhir.
Lelang selanjutnya adalah untuk seri syariah, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang menargetkan Rp12 triliun, dijadwalkan pada 23 Januari atau Selasa pekan depan.
(rui/aji)