Logo Bloomberg Technoz

"LPG termasuk salah satu porsi terbesar dari subsidi BBM, efek sebagian besar efek ke makro cukup signifikan terutama ke neraca berjalan karena konsumsi LPG besar tekanan ke transaksi berjalan semakin besar," kata Abdurohman dalam diskusi publik INDEF, Rabu (8/3/2023).

Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan INDEF M. Rizal Taufikurahman, mengatakan kebijakan subsidi BBM yang dijalankan selama ini tidak tepat sasaran dan tidak efektif dalam menurunkan angka kemiskinan.

Ia menyebut rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi terendah diperkirakan hanya menikmati sekitar 40% dari subsidi energi, dan sisanya dinikmati kelompok yang lebih mampu. Dengan demikian ia menilai sulit bagi pemerintah untuk mencapai target penghapusan kemiskinan eksrem pada 2024 mendatang.

"Kalau lihat data dari Susenas ini, meskipun pemerintah mencoba memberikan subsidi lanjut pangan, bantuan non tunai, sembako, dan lainnya.  Kalau target tahun depan 0% perlu diperhatikan bagaimana secara teknis mendistribusikan bantuan atau subsidi itu, atau memperbaiki database by name by address," tuturnya.

(krz/evs)

No more pages