"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," kata Joni.
Kabar peretasan data KAI muncul di platform X, dulunya bernama twitter. Sebuah akun bernama @todaycybernews mencuit informasi tentang sebuah kelompok hacker yang sudah berhasil mencuri data KAI.
Data tersebut diklaim terdiri dari sejumlah informasi sensitif seperti data karyawan, data pelanggan, dan operasional lainnya. Bahkan, tweet tersebut juga menuliskan para hacker meminta sejumlah tebusan dan mengancam akan membocorkan seluruh data dalam kurun 15 hari.
Kicauan ini kemudian mendapat respon dari para pengguna internet yang mulai mengkritik kebijakan fitur face recognition dari KAI. Mereka menginginkan KAI dapat memastikan keamanan data sebelum menerapkan teknologi tersebut.
(dov/frg)