“Penerbangan dari New York ke Los Angeles menjadi setengahnya,” kata Melroy yang juga pernah menjabat mantan komandan pesawat ulang-alik, dalam pengenalan X-59, Jumat, minggu lalu, dilansir Bloomberg News.
Pada awalnya Lokcheed berencana membuat dummy pesawat dengan memiliki ruang kokpit cukup satu pilot dengan mesin asal General Electric Co berjenis F414. Jet supersonik X-59 menghasilkan kebisingan yang jauh lebih sedikit. Efek dari sayap berbentuk V dan moncong lebih memanjang.
Jet supersonik X-59 memiliki kokpit tanpa kaca yang menghadap ke depan. X-59 dirancang untuk menyebarkan gelombang kejut yang berasal dari pesawat supersonik dan kemudian bergabung untuk menciptakan suara petir yang dikenal sebagai sonic boom.
Dalam pengendalian pesawat X-59, pilot dibantu dengan sebuah melalui kamera beresolusi tinggi, yang mengirimkan gambar ke monitor—salah satu dari sekian banyak inovasi yang akan membantu memajukan desain pesawat komersial.
"Sistem penglihatan eksternal memiliki potensi untuk memengaruhi desain pesawat masa depan, di mana ketiadaan jendela yang menghadap ke depan mungkin terbukti menguntungkan untuk alasan teknik, seperti yang terjadi pada kami," kata Melroy.
Jet supersonik X-59 adalah proyek yang dimulai tahun 2021. Lokcheed Martin memenangkan kontrak pengembangan pesawat pada tahun 2018 bernilai US$250 juta (sekitar Rp3,8 juta). Setelah delapan tahun pengerjaan, termasuk pengujian, proyek ini menelan biaya total US$632 juta (sekitar Rp9,7 triliun).
Amerika Serikat pernah membuat pesawat dengan kecepatan melebihi kecepatan suara bernama March 1 namun menimbulkan dentuman hebat efek sonik yang keras dan konstan.
Efek March 1 bisa memecahkan jendela di darat. AS kemudian melarang pesawat komersial mengembangkan mesin yang bisa menandingi kecepatan suara di atas daratan pada tahun 1973.
Selain mengatasi ledakan sonik, industri ini juga harus berurusan dengan peraturan kebisingan yang lebih ketat di bandara dibandingkan ketika Concorde buatan Eropa berhenti melakukan penerbangan supersonik pada 2003.
Terdapat pula pengawasan yang lebih ketat terhadap dampak emisi pesawat terbang terhadap lingkungan.
(fik/wep)