Sementara itu, produksi emas mencapai 1,40 juta ounces yang juga naik tipis dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 1,35 juta ounces.
Sementara itu, perihal pengajuan relaksasi ekspor izin ekspor konsentrat tembaga hingga melewati Mei 2024, Agung mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan dari Kementerian ESDM.
“[Smelter katoda tembaga di Manyar, Gresik] baru bisa mencapai kapasitas penuh atau ramp up pada Desember 2024. Dengan demikian, konsentrat tembaga yang telah diproduksi tidak bisa serta merta langsung diserap penuh oleh smelter baru tersebut."
Terpisah, Menteri ESDM Arifin menanggapi permintaan Freeport ihwal pengajuan relaksasi hingga akhir 2024 itu. Arifin mengatakan, pihaknya masih menunggu kelanjutan proses pembangunan fasilitas smelter tembaga milik Freeport di Manyar, Gresik.
"Enggak apa-apa Freeport minta perpanjangan relaksasi. Ini kan masih dalam proses penyelesaian pembangunan, kita lihat aja kecepatan realisasinya," ujar Arifin saat ditemui usai konferensi pers capaian kinerja ESDM 2023, Senin (15/1/2024).
Pemerintah sebelumnya sudah melunak dalam menerapkan tenggat larangan ekspor konsentrat tembaga yang sedianya diberlakukan per 11 Juni 2023.
Kala itu, Freeport beralasan smelter Manyar belum bisa dituntaskan tahun ini karena konstruksinya terhambat oleh keadaan kahar selama pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo akhirnya membolehkan PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk tetap mengekspor konsentrat tembaga hingga pertengahan 2024, lantaran kedua perusahaan itu telah berkomitmen untuk membangun smelter, dan telah mencapai progres yang signifikan sampai dengan saat ini.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 7/2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.
(ibn/wdh)