Logo Bloomberg Technoz

Adapun sentimen pernyataan tersebut senada dengan komentar sebelumnya dari Gubernur ECB Christine Lagarde yang memperingatkan bahwa terlalu dini untuk berbicara tentang pemangkasan biaya pinjaman.

Pasar memperkirakan sekitar enam kali pemotongan, sementara ekonom yang disurvei oleh Bloomberg melihat empat kali penurunan sebanyak 25 basis poin sebagai skenario yang lebih realistis.

Ketidakpastian pasar juga datang dari ketegangan di Laut Merah. Terbaru, Houthi menyerang kapal komersial milik Amerika Serikat dengan rudal balistik pada Senin, menggarisbawahi risiko yang dihadapi salah satu jalur perdagangan terpenting di dunia. West Texas Intermediate, harga minyak AS turun 0,3%, sementara Brent, acuan internasional turun 0,2% pada Senin.

"Meskipun konflik menyebabkan penangguhan rute tertentu di Laut Merah, pasokan minyak global tidak terpengaruh secara signifikan," kata Saqib Iqbal, Analis di TradingBiz, dalam sebuah catatan, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News.

"Fokus beralih ke rilis data ekonomi utama dari AS dan China, memberikan wawasan berharga tentang potensi permintaan,” tambahnya.

Dari regional, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) mengejutkan pasar dengan menahan penurunan suku bunga acuan meskipun data ekonomi negara itu yang akan terbit minggu ini diprediksi akan memperlihatkan pemulihan ekonomi yang masih rentan.

PBOC mempertahankan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) bertenor 1 tahun di 2,5% yang mengecewakan investor yang berharap penurunan suku bunga pertama sejak bulan Agustus 2023. Melalui MLF bertenor 1 tahun, PBOC juga menyuntikkan likuiditas sebesar 995 miliar Yuan (US$138.84 miliar) ke dalam sistem perbankan.

“Langkah yang diambil oleh PBOC ini dimotivasi oleh kekhawatiran mengenai volatilitas mata uang Yuan dan ketidakpastian mengenai pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed),” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Sementara itu, dari sisi geopolitik, investor tidak bereaksi berlebihan dalam merespon hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) di Taiwan di mana Democratic Progressive Party (DPP), sebuah Partai Politik yang Pro Kemerdekaan kembali memperoleh kemenangan selama tiga Pilpres beruntun dan memperpanjang status-quo.

Lai Ching-te, Wakil Presiden incumbent muncul sebagai pemenang dengan perolehan suara lebih dari 40%.

Dari dalam negeri, laju indeks masih tertekan sentimen ekspor RI yang terkontraksi (tumbuh negatif) di sepanjang 2023. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik merilis data perdagangan internasional Indonesia untuk 2023. Seperti dugaan, ekspor mengalami kontraksi.

BPS melaporkan, nilai ekspor Indonesia di sepanjang tahun adalah US$258,82 miliar. Ini membuat ekspor terkontraksi (tumbuh negatif) 11,33% pada 2023. Dan juga lebih rendah dibandingkan pada 2022, di mana nilai ekspor tercatat US$291,98 miliar kala itu.

Kemudian, nilai impor Indonesia pada 2023 mencapai US$221,89 miliar. Ini membuat impor juga terkontraksi (tumbuh negatif) 6,55% pada 2023. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan pada 2022, di mana nilai impor tercatat US$237,45 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif di sepanjang 2023 membukukan surplus US$36,93 miliar.

Adapun surplus neraca perdagangan RI tahun 2023 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 yang saat itu mencapai US$54,46 miliar, yang merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,24% ke 7.224 disertai dengan munculnya volume penjualan.

“Pergerakan IHSG pun telah mengenai target minimal yang kami berikan di 7.278. Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 7.152 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave b dari wave (ii) dari wave [iii]. Hal tersebut berarti, koreksi IHSG akan menguji area 7.201 terlebih dahulu dan selanjutnya akan menguat kembali menguji 7.307,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (16/1/2024).

Herditya juga memberikan catatan, waspadai apabila IHSG menembus 7.152 maka IHSG akan mengarah ke 7.021-7.111.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, AKRA, BBNI, INKP dan PTBA.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG masih tertahan dalam rentang perdagangan yang terkonsolidasi di area level 7.200–7.250 pada Selasa (16/1/2024).

“IHSG diperkirakan terkonsolidasi dalam rentang MA-20 di kisaran 7.200–7.250 di Selasa (16/1). Kondisi ini didasari oleh indikasi oversold pada Stochastic RSI yang diikuti penyempitan negative slope pada MACD. Kondisi tersebut mengindikasikan potensi konsolidasi IHSG dalam beberapa waktu kedepan,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, meliputi saham BFIN, MAPI, JPFA, TMAS, ADRO, JPFA, CPIN, SMGR, ASSA dan saham GJTL.

(fad)

No more pages