Perang antara Israel dengan kelompok Hamas di Palestina sudah lewat 100 hari tanpa ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Sementara di Yaman, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melancarkan serangan untuk memukul milisi Houthi.
“Harga emas juga naik karena pasar berharap The Fed (Federal Reserve, bank sentral AS) bisa menurunkan suku bunga acuan paling cepat Maret. Peluang emas mencetak rekor harga tertinggi masih terbuka, selagi kebijakan The Fed selaras dengan ekspektasi pasar,” terang Han Tan, Chief Market Analyst di Exinity Group, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 57,01. RSI di atas 50 menandakan suatu aset tengah dalam posisi bullish.
Namun investor patut waspada karena indikator Stochastic RSI sudah ada di 76,65. Kian dekat dengan 80, sudah mendekati jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan memasuki fase konsolidasi yang ditandai dengan koreksi. Target support terdekat adalah US$ 2.050/ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga turun lagi ke kisaran US$ 2.047-2.040/ons.
Sementara target resisten terdekat ada di US$ 2.060/ons. Jika tertembus, maka ada peluang harga emas naik lagi ke rentang US$ 2.071-2.079/ons.
(aji)