Rupiah juga tertekan penguatan dolar AS yang didukung oleh pernyataan hawkish pejabat The Fed. Raphael Bostic yang menjabat sebagai Presiden The Fed Atlanta, menyatakan, bank sentral mewaspadai adanya potensi inflasi AS bergerak fluktuatif secara tak terduga sehingga hal itu akan membuat peluang penurunan bunga secara terburu-buru menjadi terlalu berisiko.
Inflasi AS pada Desember mencatat 3,4%, naik dari 3,1% pada bulan sebelumnya. Menurut Bostic, meskipun tekanan inflasi sudah banyak berkurang ketimbang perkiraan tahun lalu, dia menilai disinflasi tahun ini akan melambat.
Inflasi diperkirakan akan bergerak di kisaran 2,5% pada akhir 2024 dan baru terkerek ke target The Fed 2% pada 2025 nanti. Ketegangan terakhir di Terusan Suez yang mempengaruhi lalu lintas logistik dunia perlu diwaspadai karena hal itu telah menaikkan biaya pengapalan 150% dari Timur Jauh ke Eropa bulan lalu.
(rui/aji)