“Kami mulai proses sejak tahun lalu, memulai proses pencari siapa yang akan menyediakan shared infrastruktur jaringan FO, jaringan telekomunikasi lainnya yang akan dibagikan bersama ke semua,” tegas dia.
“Kita mulai proses tahun lalu untuk KIPP 1A, jadi baru sebagian kecil dari IKN, karena menjadi area fokus pembangunan tahap pertama. Ditargetkan operasional Agustus 2024.”
Silvia menegaskan pengembangan jaringan infrastruktur telekomunikasi ini bukan memakai skema i kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). “Skema yang kita buka, business as usual, investasi,” ucap dia.
Ia menambahkan bahwa terbuka peluang penyediaan telekomunikasi melibatkan perusahaan lain, tidak hanya Telkom dan PLN Icon Plus.
“Satu infrastruktur bisa dipakai ramai-ramai, semua bisa. Share infrastructure untuk semua badan usaha dan harus non diskriminatif. Kesempatan untuk semua,” tegas Silvia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi menjelaskan, PLN Icon Plus menggelar infrastruktur telekomunikasi sejalan dengan infrastruktur ketenagalistrikan. Sehingga setiap titik ketenagalistrikan PLN sudah dilengkapi dengan jaringan fiber optik.
Dalam paparannya, Ari menjelaskan bahwa kapasitas untuk sistem kelistrikan PLN di KIPP memiliki spesifikasi kapasitas kabel FO 144 core dengan skema penuh (full redundant). Selain itu, kapasitas bandwidth yang dibangun untuk sistem kontrol kelistrikan adalah 10 Gbps.
“Ekses kapasitas dari sistem telekomunikasi kelistrikan yang dibangun di IKN akan digunakan untuk kebutuhan publik sejalan dengan konsep Smart City,” papar Ari.
Dalam hal ini, pembangunan fiber optik pada kawasan IKN diusulkan hybrid dengan kabel konduktor tegangan rendah PLN, sebagai enabler digitalisasi jaringan PLN dan smart home.
“Untuk target kami di KIPP 1A, kami targetkan di 30 Juni sudah selesai semua, yang menjadi scope kami di dalam lingkup penyediaan set infrastruktur di KIPP 1A,” ujarnya.
Di lain sisi, Vice President of Network/IT Strategy, Technology & Architecture, Telkom Indonesia, Rizal Akbar menjelaskan, pihaknya sebagai pemegang hak perlintasan telekomunikasi di IKN KIPP 1A berkewajiban menyediakan jaringan Fiber Optik, Tower dan Pole.
Dalam hal ini, Telkom akan menggelar infrastruktur Fiberisasi dalam kota di IKN KIPP 1A di dalam MUT, sampai dengan ruang komunikasi (communication room) setiap Persil.
“Selain itu, Telkom akan menggelar Tower dan Pole di IKN KIPP 1A sesuai dengan lokasi yang ditetapkan Otorita IKN dan Kominfo. Tower yang dibangun Telkom akan digunakan untuk multi-operator sesuai kesepakatan business to business (B2B),” ujarnya.
“Kami siap 17 Juli, sedikit lambat karena ada tower yang harus dibangun dan mensistemkan, termasuk menghubungkan antara IKN dengan Banjarmasin dan Balikpapan dan ke seluruh Indonesia. Kita jaminkan minimal 2,2 Tbps,” pungkas Rizal.
(dov/wep)