Sebelumnya para pakar ekonomi memprediksi terjadi inflasi 0,2% mtm (+3,2% yoy).
“Ini adalah sebuah sinyal bahwa Federal Reserve akan terus bergulat dengan kenaikan harga-harga hingga inflasi turun menjadi 2%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, swap trader melihat peluang hampir 80% bahwa The Fed akan memulai siklus pelonggaran pada Maret, naik dari sekitar 62% dari awal pekan lalu.
Pasar memperkirakan hampir 170 basis poin penurunan suku bunga tahun ini, yang "Terus mengejutkan kami sebagai langkah yang terlalu agresif, terutama karena data sektor riil mungkin menunjukkan ekonomi AS terus tumbuh di atas laju 1,8% pada Q4 2023, yang diperkirakan The Fed sebagai batas kecepatan non-inflasi," kata Marc Chandler, Kepala Ahli Strategi Pasar di Bannockburn Global Forex, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News.
"Data sektor riil dalam beberapa hari mendatang mungkin mendorong beberapa pengurangan dari taruhan agresif tersebut," lanjutnya
Dari regional, investor masih mencerna lebih lanjut terhadap rilis data ekonomi China yang memperlihatkan pemulihan ekonomi yang masih lemah di bulan Desember.
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) China melemah 0,3% yoy di bulan Desember, memperpanjang tren penurunan inflasi menjadi tiga bulan berturut-turut(terpanjang sejak Oktober 2008).
Angka inflasi Desember ini lebih kecil dari ramalan pasar yang turun 0,4% dan penurunan 0,5% yoy di bulan November yang juga merupakan penurunan CPI terparah dalam tiga tahun.
Secara terpisah, data Neraca Perdagangan China memperlihatkan ekspor tumbuh lebih cepat dari ekspektasi sementara Impor kembali mencatatkan pertumbuhan positif.
Surplus Neraca Perdagangan negara tersebut naik menjadi US$75,34 miliar di bulan Desember dari sebelumnya US$70,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu, lebih besar dari ramalan pasar yang surplus sebesar US$74,75 miliar. Ini adalah surplus Neraca Perdagangan terbesar dalam tiga bulan.
Sebagai sentimen lanjutan, pelaku pasar juga mengamati aset-aset Taiwan setelah Partai Progresif Demokratik (Democratic Progressive Party/DPP) memenangkan pemilihan Presiden sementara Kuomintang, yang lebih bersahabat dengan China, mendapatkan kursi yang terlalu sedikit untuk mengontrol majelis perwakilan rakyat.
"Dengan hasil yang sebagian besar sesuai dengan jajak pendapat sebelum pemungutan suara, kami memperkirakan reaksi minimal dari pasar keuangan global terhadap hasil pemilu," tulis Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia yang dipimpin oleh Joseph Capurso dalam sebuah catatan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,29% ke 7.241 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Namun penguatan IHSG masih tertahan oleh MA-20. Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 7.152 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave b dari wave (ii) dari wave [iii]. Hal tersebut berarti, meskipun terkoreksi nampaknya akan menguji rentang area 7,179-7,215 terlebih dahulu, selanjutnya IHSG masih berpeluang menguat untuk uji kembali 7.278-7.300,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (15/1/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, ELSA, ISAT dan SMGR.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diperkirakan fluktuatif dalam range perdagangan level 7.200-7300 hari ini, Senin 15 Januari.
“IHSG diperkirakan cenderung fluktuatif dalam rentang 7.200–7.300 di pekan ini. Di awal pekan (15/1), pelaku pasar akan merespon data Neraca Perdagangan Indonesia yang diperkirakan kembali surplus, dengan sedikit perbaikan di kinerja ekspor,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, ESSA, AKRA, BTPS, ELSA, INCO, dan UNVR.
(fad/wep)