Taylan Bilgic - Bloomberg News
Bloomberg, Turki mengirimkan sejumlah jet tempur untuk menyerang beberapa target di wilayah Irak dan Suriah. Kepolisian Turki juga menangkap lebih dari 100 orang dengan tuduhan sebagai tersangka teror. Hal ini terjadi usai serangan mematikan kelompok separatis yang menyebabkan 9 tentara Turki tewas, Jumat (12/1/2024).
Peristiwa terjadi saat sejumlah militan dari kelompok separatis menyerang tentara Turki di Irak Utara. Berdasarkan konfirmasi Ankara, serangan tersebut juga menyebabkan sejumlah anggota militer mengalami luka-luka.
Sebagai balasan, militer Turki membidik kelompok separatis yang berada di beberapa lokasi di Irak dan Suriah. Serangan Turki ini kabarnya menyebabkan 45 militan meninggal dunia. Sedangkan kepolisian menangkap 113 tersangka dari 32 kota berbeda di Turki.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pun telah menggelar rapat keamanan di Istanbul yang dihadiri para pejabat tinggi termasuk tiga menteri kabinet, kepala staf umum dan kepala badan intelijen. Dalam sebuah pernyataan setelahnya, para pejabat tersebut mengatakan bahwa Turki tidak akan mengizinkan pendirian sebuah "pusat terorisme" di sepanjang perbatasan selatan negara tersebut.
Partai Pekerja Kurdistan atau PPK, kelompok yang disebut militan separatis telah memperjuangkan otonomi Kurdi di bagian tenggara Turki sejak 1984. Turki sering melancarkan operasi militer terhadap posisi-posisi kelompok ini di negara tetangganya, Irak, dan telah meminta sekutu-sekutu NATO, termasuk Amerika Serikat, untuk menjauhkan diri dari cabang-cabang kelompok militan ini di Suriah.
Sementara itu, oposisi utama Turki, Partai Rakyat Republik membatalkan rapat umum politik yang dijadwalkan pada hari ini. Dalam sebuah pernyataan, partai ini mempertanyakan apakah operasi militer yang telah berlangsung selama 20 bulan di Irak utara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan politik dan militernya.
Dua serangan serupa pada bulan Desember menewaskan 12 tentara Turki, memicu protes yang jarang terjadi dari pihak oposisi karena beberapa pihak mempertanyakan logika pengoperasian pangkalan militer jauh di dalam wilayah Irak. Oposisi tersebut menahan diri untuk tidak menandatangani pernyataan "anti-teror" bersama dengan partai yang berkuasa, dan malah mengeluarkan pernyataannya sendiri mengenai serangan pada bulan Desember.
(bbn)