Dalam kondisi normal, yield obligasi tenor pendek lebih rendah ketimbang tenor panjang karena risiko utang tentu semakin tinggi jika tenornya kian panjang. Kondisi yield tenor pendek lebih tinggi dari tenor panjang disebut inversi, dan ini seringkali merupakan sinyal akan terjadi resesi.
Di pasar swap, para trader kini melihat kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) lebih mungkin ketimbang 25 bps pada rapat The Fed 22 Maret 2023. Puncak suku bunga (terminal rate) diperkirakan mencapai 5,66% yang terjadi pada September 2023.
“Terminal rate di 6% bukan tidak mungkin. Jadi, sepertinya akan terjadi aksi jual massal (sell-off) di Australia dan pasar Asia hari ini,” tegas Kellie Wood, Deputy Head of Fixed Income di Schroders Plc.
Akhir pekan ini juga akan dirilis data ketenagakerjaan di AS. Penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) di Negeri Paman Sam bulan lalu diperkirakan sebanyak 224.000, menurut konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg. Ini kira-kira separuh dari angka Januari 2023.
Namun dalam 10 bulan terakhir, realisasi data non-farm payroll selalu di atas ekspektasi. Jika tren ini berlanjut, maka The Fed akan semakin tertantang untuk menaikkan suku bunga acuan.
(bbn)