Menurutnya, jumlah kuota ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Pada 2019, Indonesia mendapatkan kuota 231 ribu jemaah. Jumlah ini berkurang menjadi hanya 100.051 jemaah pada 2022 yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Sementara pada penyelenggaraan haji 2023, Indonesia mendapat kuota 229 ribu.
Perbedaan Proporsi Biaya Haji Ditanggung Jemaah dan Nilai Manfaat
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2024 resmi disepakati sebesar Rp93,4 juta. Biaya haji yang ditanggung jemaah sebesar Rp56,04 juta dengan proporsi 60:40 dengan nilai manfaat haji yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
"Menyepakati besaran rata-rata BPIH Tahun 1445 H/2024 M per jemaah untuk jemaah haji reguler sebesar Rp93.410.286," ujar Ketua Panja BPIH Abdul Wachid membacakan kesimpulan rapat.
"Biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) atau biaya yang dibayar langsung oleh jemaah haji rata-rata per jemaah sebesar Rp56.046.172 atau sebesar 60%," Wachid menegaskan.
Angka ini mengalami perubahan dibandingkan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2023. Rata-rata BPIH 2023 sebesar Rp90.050.637,26. Sementara Bipih yang harus dibayarkan oleh jemaah sebesar Rp49.812.700,26 atau 55,3% dari total BPIH. Kemudian, nilai manfaat yang dibebankan kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebesar Rp40.237.937 atau 44,7% dari BPIH.
Berpotensi Tambahan 2 Jalur Fast Track
Pemerintah melalui Kementerian Agama telah mengusulkan penambahan 2 jalur cepat (fast track) bagi jemaah haji, yakni di Solo dan Surabaya, kepada Arab Saudi. Sedangkan saat ini fast track baru diterapkan di Bandara Soekarno Hatta.
Pada prinsipnya, imigrasi Arab Saudi telah menyetujui untuk membuka layanan fast track bagi jemaah embarkasi Solo dan Surabaya.
"Dari pembicaraan yang kita lakukan sih mereka menyetujui, tapi mereka tetap akan melakukan survey lapangan untuk melihat ke Solo dan Surabaya," ujar Yaqut dalam siaran pers, dikutip Jumat (12/1/2024).
Penempatan Jemaah
Yaqut juga tengah mengupayakan agar jemaah haji Indonesia mendapatkan tempat terbaik di Arab Saudi. "Ada beberapa perubahan yang signifikan dalam mengupayakan layanan haji yang akan segera disesuaikan, seperti penempatan jemaah (di Arafah dan Mina), itu bergantung seberapa cepat kita melakukan kontrak teknis perhajian bersama pemerintah Arab," jelasnya.
"Insya Allah dalam minggu ini atau maksimal minggu depan kontrak itu akan segera kita lakukan agar tempat terbaik didapatkan untuk jemaah Indonesia," lanjutnya.
(dov/ain)