Tak lama setelah rencana kedatangan para turis tersebut, tim wanita Jepang akan memainkan pertandingan kualifikasi untuk Olimpiade Paris di Stadion Kim Il Sung Pyongyang pada 24 Februari. Jika pertandingan berlangsung, ini akan menjadi acara olahraga internasional terbesar di Korea Utara sejak pandemi, tetapi ada kemungkinan pertandingan melawan negara yang dianggap sebagai musuh bebuyutan Pyongyang itu akan dipindahkan ke tempat netral karena alasan politik.
Pada September, Korea Utara mengumumkan bahwa orang asing akan diizinkan untuk memasuki negara itu, menurut laporan dari lembaga penyiaran negara China, CCTV. Tidak ada laporan langsung dari media pemerintah Korea Utara tentang langkah tersebut dan tidak ada indikasi bahwa orang asing selain yang mewakili segelintir delegasi resmi dari luar negeri telah masuk sejak saat itu.
Pemerintah Kim Jong Un secara perlahan telah melonggarkan pembatasan perbatasannya dengan mengizinkan delegasi tingkat tinggi dari China dan Rusia untuk berkunjung pada Juli tahun lalu dan kemudian mengirimkan pesawat komersial pada Agustus ke Beijing dan Vladivostok untuk memulangkan para diplomat, pelajar, dan pekerja yang terdampar di luar negeri karena pembatasan perbatasan.
Turis dari tempat-tempat seperti China dan Rusia sebelumnya telah menjadi sumber mata uang asing yang penting bagi Korea Utara yang kekurangan uang tunai. Para pengunjung tersebut membantu negara ini melakukan transaksi di luar negeri sementara negara ini masih terputus dari perbankan internasional.
Namun, AS dan pihak-pihak lain menuduh Korea Utara selama berbulan-bulan memasok senjata untuk membantu Presiden Vladimir Putin dalam serangannya ke Ukraina, yang kemungkinan besar membuka aliran bantuan dari Moskow yang dapat mendukung rezim Kim.
(bbn)