Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Kuba mengumumkan peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi lima kali lipat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan dan krisis ekonomi yang mendalam.

Pemerintah menyatakan mulai Februari, harga satu liter bensin akan naik dari 25 pesos (setara Rp16.206) menjadi 132 pesos (setara Rp85.570. Kebijakan ini diambil untuk membantu mengurangi defisit. Hal ini membuat warga Kuba yang sudah kekurangan uang semakin kesulitan.

Menteri Keuangan Vladimir Regueiro, seperti dikutip dari BBC, mengatakan harga minyak diesel dan jenis bahan bakar lain akan mengalami kenaikan serupa. Dia juga mengumumkan kenaikan tarif listrik sebesar 25% untuk konsumen besar di daerah pemukiman, juga kenaikan biaya gas alam.

Regueiro mengatakan pemerintah juga akan membuka 29 SPBU baru yang hanya akan menerima pembayaran dalam dolar AS, guna mengumpulkan mata uang asing untuk membeli BBM di pasar internasional.

"Langkah-langkah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian kita," kata Regueiro dalam siaran TV pada Senin.

Perekonomian Kuba terpukul oleh pandemi virus Corona, ketatnya sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural. Bulan lalu, Menteri Ekonomi Alejandro Gil mengatakan pemerintah komunis Kuba tidak bisa lagi menjual BBM dengan harga yang disubsidi. Mereka menekankan harga tersebut paling "murah sedunia".

Kenaikan harga BBM ini dilakukan di tengah inflasi yang meluas, yang mendorong naiknya harga bahan pokok dan gaji yang stagnan bagi pegawai negeri. Hal ini menambah tekanan pada warga Kuba yang sudah kesulitan dalam bertahan hidup.

Krisis BBM telah menyebabkan antrean panjang di pom bensin, bahkan di beberapa tempat mencapai bermil-mil panjangnya. Para warga Kuba bisa menghabiskan waktu berhari-hari hanya demi mengisi BBM. Krisis ini juga telah mempengaruhi transportasi umum di negara tersebut.

(del)

No more pages