Perekonomian Kuba terpukul oleh pandemi virus Corona, ketatnya sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural. Bulan lalu, Menteri Ekonomi Alejandro Gil mengatakan pemerintah komunis Kuba tidak bisa lagi menjual BBM dengan harga yang disubsidi. Mereka menekankan harga tersebut paling "murah sedunia".
Kenaikan harga BBM ini dilakukan di tengah inflasi yang meluas, yang mendorong naiknya harga bahan pokok dan gaji yang stagnan bagi pegawai negeri. Hal ini menambah tekanan pada warga Kuba yang sudah kesulitan dalam bertahan hidup.
Krisis BBM telah menyebabkan antrean panjang di pom bensin, bahkan di beberapa tempat mencapai bermil-mil panjangnya. Para warga Kuba bisa menghabiskan waktu berhari-hari hanya demi mengisi BBM. Krisis ini juga telah mempengaruhi transportasi umum di negara tersebut.
(del)