Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat senior Houthi, memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahwa mereka akan "menyesal" karena sudah menyerang Yaman.

Dikutip dari Al Jazeera, al-Bukhaiti mengatakan via media sosial bahwa Inggris dan AS telah melakukan "kesalahan" karena memutuskan berperang melawan Yaman. Dia menggambarkan serangan tersebut sebagai "kebodohan terbesar dalam sejarah mereka".

Pejabat Houthi tersebut mengatakan serangan ini semakin menjelaskan keberpihakan pihak-pihak tertentu dalam perang Israel melawan Hamas. Menurutnya, pendukung pihak yang salah dan benar semakin dapat diidentifikasi dengan jelas.

"Tujuan salah satu pihak adalah menghentikan kejahatan genosida di Gaza, yang diwakili oleh Yaman. Sedangkan tujuan pihak lain adalah untuk mendukung dan melindungi pelaku yang diwakili oleh AS dan Inggris," ungkap al-Bukhaiti.

Serangan udara Israel di distrik timur Khan Younis, Gaza, Sabtu (2/12/2023).(Ahmad Salem/Bloomberg)

"Setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan yang tidak ada pilihan ketiganya. Yaitu berdiri bersama para korban genosida atau berdiri bersama para pelaku genosida," lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan empat jet Royal Air Force Typhoon melakukan "serangan presisi" terhadap sasaran militer Houthi di Yaman.

"Tindakan ini tidak hanya diperlukan. Ini adalah tugas kami untuk melindungi kapal dan kebebasan navigasi mengingat ancaman besar terhadap kehidupan yang tak berdosa dan perdagangan global yang ditimbulkan oleh serangan Houthi di Laut Merah," tulisnya pada platform X.

Ledakan keras dilaporkan terjadi di ibu kota Yaman, Sana'a, dan kota pelabuhan Al Hudaydah setelah AS dan Inggris mengatakan akan memulai serangan terhadap target-target Houthi di Yaman. 

(del/roy)

No more pages