Special Research
Presiden Baru Indonesia, Perhatikan Kelas Menengah
Ruisa Khoiriyah
12 January 2024 12:45
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelas menengah di Indonesia selama ini sering dielu-elukan sebagai motor pertumbuhan ekonomi karena kekuatan konsumsinya yang lebih stabil. Namun, pada kenyataannya, kelas menengah di Indonesia menjadi kelompok masyarakat yang masih kerap terabaikan seiring perhatian pemerintah yang lebih memfokuskan kebijakan pada 20% kelompok ekonomi terbawah dan 10% kelompok ekonomi teratas.
Perhatian pada kelas menengah menjadi pekerjaan penting pemerintahan mendatang di tengah ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi ke depan ketika daya beli masyarakat saat ini kian memperlihatkan tekanan. Lebih dari itu, ambisi Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah dan menempatkan diri ke jajaran negara maju pada 2045, hanya akan mungkin tercapai bila kelas menengah di negeri ini didorong agar semakin kuat dan bisa naik kelas.
Beberapa program unggulan yang diusung oleh pasangan calon yang berlaga dalam Pilpres 14 Februari nanti tak luput menyasar kelas menengah dengan menyentuh pain point atau isu-isu yang umum dihadapi oleh kelas menengah, baik menengah atas maupun menengah bawah.
Salah satunya adalah upaya menghadirkan peran negara dalam mendukung partisipasi kerja perempuan melalui penyediaan ruang laktasi dan tempat penitipan anak (daycare) di tempat-tempat kerja, seperti yang diusung oleh paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Di negara maju ada daycare, tempat kita tidak ada. Kenapa kita tidak punya sistem [seperti] di negara lain di mana daycare disubsidi besar-besaran oleh pemerintah," kata Thomas T. Lembong, Co-Captain Timnas AMIN, yang dulu sempat menjabat sebagai Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan, dalam sebuah kesempatan di Surabaya, awal pekan ini.