Sementara dari sisi politik yang juga mau tak mau berdampak pada ekonomi, Marcos sebagaimana pemimpin di Asia Tenggara lainnya harus menyeimbangkan posisi dan kepentingannya antara Amerika Serikat (AS) dan China. Meskipun selama ini Filipina cenderung lebih dekat ke AS, tapi Marcos Jr semakin erat menjalin jalan kerja sama dengan China.
Kerja sama dalam bidang pertanian dan infrastruktur dijajaki ketika Marcos Jr. bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada awal bulan ini. Keduanya melakukan pembicaraan eksplorasi sumber energi di Laut China Selatan.
Sementara dalam politik dan keamanan, sebenarnya Filipina dan China sempat tegang terkait kisrus teritorial Laut China Selatan tersebut. Negara-negara di Asia Tenggara juga cukup khawatir dengan makin agresifnya China di wilayah yang diklaimnya itu. Sejumlah negara Asia Tenggara yang memiliki sengketa terkait Laut China Selatan selain Filipina yakni Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Diketahui agresivitas China menimbulkan kekhawatiran lantaran kapal-kapal patroli dan militer negara itu bolak-balik di kawasan Laut China Selatan. Bahkan China mulai membangun pulau-pulau kecil baru di sana sebagaimana laporan Bloomberg pada Desember 2022.
Sementara Amerika Serikat (AS) yang juga berusaha memperngaruhi negara-negara di Asia Pasifik mengambil posisi menentang China dalam isu Laut China Selatan.
(ezr)