Inflasi AS Masih Membandel, Yakin Bunga Acuan Bisa Turun Maret?
Ruisa Khoiriyah
12 January 2024 09:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember yang melonjak melampaui prediksi pasar, mungkin membuat pekerjaan Federal Reserve (The Fed) dalam perang panjang menaklukkan inflasi sejak 2022 lalu masih menghadapi tantangan tidak kecil. Namun, sejauh ini pelaku pasar justru terlihat lebih optimistis bila melihat reaksi yang tercatat pasca data penting itu dirilis tadi malam.
Indeks saham di Wall Street ditutup beragam dengan S&P 500 Index ditutup melemah tipis 0,07%, namun Dow Jones ditutup menguat walau lebih kecil sebesar 0,04% dan Nasdaq bergeming.
Reaksi lebih optimistis ditunjukkan oleh pasar pendapatan tetap yang selama ini jauh lebih sensitif terhadap pergerakan bunga. Indeks harga obligasi negara maju naik 0,18%, diikuti juga oleh penguatan indeks harga obligasi negara berkembang yang menguat 0,57%.
Tingkat imbal hasil surat utang AS, Treasury, bahkan mencetak reli dengan tenor 2 tahun terkikis 10 basis poin ke 4,25%. Sedang tenor acuan 10 tahun juga tergerus 6,8 basis poin, kembali ke 3,93% setelah sebelumnya menyentuh 4% lagi.
Tingkat imbal hasil yang turun mengindikasikan kenaikan harga obligasi karena dua indikator itu bergerak berlawanan arah.