Logo Bloomberg Technoz

“Saya rasa Maret terlalu awal untuk menurunkan suku bunga. Saya pikir kami butuh lebih banyak bukti. Inflasi Desember memperlihatkan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan dan salah satunya adalah kebijakan moneter yang restriktif,” terang Mester dalam wawancara bersama Bloomberg Television.

Padahal suku bunga adalah faktor yang sangat penting dalam menggerakkan harga emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).

Berinvestasi di emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga tinggi. Prospek penurunan suku bunga yang mungkin tertunda akibat inflasi yang masih ‘bandel’ membuat harga emas sulit terdongkrak.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,87. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 10,15. Cukup jauh di bawah 20, yang berarti sudah jenuh jual (oversold).

Dalam waktu dekat, harga emas masih berpotensi naik. Target resisten terdekat ada di US$ 2.031/ons. Jika tertembus, maka ada peluang naik lagi menuju US$ 2.042/ons.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.016/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas jatuh hingga ke US$ 1.967/ons.

(aji)

No more pages